Menjelang bulan Ramadhan, Rasulullah SAW pernah bersabda: “Telah datang kepadamu bulan Ramadhan, bulan keberkahan, AIlah mengunjungimu pada bulan ini dengan menurunkan rahmat, menghapus dosa-dosa dan mengabulkan doa. Allah melihat berlomba-lombanya kamu pada bulan ini dan membanggakanmu kepada para malaikat-Nya, maka tunjukkanlah kepada Allah hal-hal yang baik dari dirimu, karena orang yang sengsara ialah yang tidak mendapatkan rahmat Allah di bulan ini.” (HR At-Thabrani).
Rasulullah SAW juga pernah bersabda:
“Wahai
segenap manusia, telah datang kepada kalian bulan yang agung penuh
berkah bulan yang di dalamnya terdapat satu malam yang nilainya lebih
baik dari seribu bulan. Allah menjadikan puasa di siang harinya sebagai
kewajiban, dan qiyam di malam harinya sebagai sunnah. Barangsiapa
menunaikan ibadah yang difardhukan, maka pekerjaan itu setara dengan
orang mengerjakan 70 kewajiban. Ramadhan merupakan bulan kesabaran dan
balasan kesabaran adalah syurga. Ramadhan merupakan bulan santunan,
bulan yang di mana Allah melapangkan rezeki setiap hamba-Nya.
Barangsiapa yang memberikan hidangan berbuka puasa bagi orang yang
berpuasa, maka akan diampuni dosanya, dan dibebaskan dari belenggu
neraka, serta mendapatkan pahala setimpal dengan orang yang berpuasa
tanpa mengurangi pahala orang berpuasa tersebut.” (HR Khuzaimah).
Sambutan
Nabi Muhammad SAW ini merupakan teladan bagi umatnya dalam menghadapi
datangnya bulan Ramadhan. Sambutan hangat penuh kegembiraan yang Baginda
sampaikan menunjukkan perlunya tarhib Ramadhan seperti khutbah
Rasulullah SAW ini diamalkan secara bersungguh-sungguh oleh kaum
Muslimin. Jika ada satu ketika di mana pemimpin negara menyampaikan
pidatonya, tentulah saat tersebut bukan saat biasa. Itu sebuah program
terpenting dengan saat paling istimewa. Demikian pula dengan bulan
Ramadhan yang penuh dengan keunggulan dan kemuliaan.
Dari hadis tersebut, Rasulullah SAW menyebutkan 8 keistimewaan bulan Ramadhan dibandingkan bulan-bulan yang lain, yaitu:
1. Syahrun Azhim (Bulan Yang Agung)
‘Azhim’
digunakan untuk menunjukkan kekaguman terhadap kebesaran dan kemuliaan
sesuatu. Sesuatu yang diagungkan Rasulullah SAW tentulah memiliki nilai
yang jauh lebih besar dan sangat mulia dengan sesuatu yang diagungkan
oleh manusia biasa. Alasan mengagungkan bulan Ramadhan adalah kerana
Allah SWT juga mengagungkan bulan ini. Firman Allah SWT: “Demikianlah
(perintah Allah SWT). Dan barangsiapa mengagungkan syiar-syiar Allah,
maka sesungguhnya itu timbul dari ketaqwaan hati.” (QS Al-Hajj: 32).
Ramadhan
diagungkan oleh Allah SWT karena pada bulan inilah Allah SWT mewajibkan
puasa sebagai salah satu dari lima rukun Islam. Allah Yang Maha Pemurah
Penyayang telah menetapkan dan mensucikan bulan ini dan kemudiannya
memberikan segala kemurahan, kasih sayang, dan kemudahan bagi
hamba-hamba yang ingin mendekatkan diri kepada-Nya.
2. Syahrul Mubarak (Bulan Keberkatan)
Bulan
ini penuh keberkatan dan manfaat. Detik demi detik di bulan Suci ini
bagaikan rangkaian berlian yang sangat berharga bagi orang beriman
karena semua perbuatan kita ketika berpuasa menjadi ibadah berpahala
yang balasannya langsung dari Allah SWT. Amal baik sekecil mana
sekalipun akan dilipatgandakan asalkan ikhlas.
Keberkatan bulan Ramadhan secara kasar dibagikan kepada 3 bagian, yaitu 10
malam pertama yang dipenuhi rahmat Allah SWT, 10 malam berikutnya diisi
dengan pengampunan (maghfirah), manakala 10 malam terakhir merupakan
pembebasan manusia dari api neraka. Keberkatan yang Allah SWT
berikan ini akan dicapai sekiranya kita menggunakan waktu dengan baik untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT sebagaimana saran Rasulullah
SAW.
Sabda Rasulullah SAW: “Setiap
amal yang dilakukan anak Adam adalah untuknya, dan satu kebaikan
dibalas sepuluh kali lipatnya bahkan sampai tujuh ratus kali lipat.
Allah Ta'ala berfirman: “Kecuali puasa, itu untuk-Ku dan Aku yang
langsung membalasnya. la telah meninggalkan syahwat, makan dan minumnya
karena-Ku.” Orang yang berpuasa mendapatkan dua kesenangan, yaitu
kesenangan ketika berbuka puasa dan kesenangan ketika berjumpa dengan
Tuhannya. Sungguh, bau mulut orang berpuasa lebih harum daripada aroma
kasturi.” (HR Bukhari dan Muslim).
3. Syahru Nuzulil Qur’an (Bulan Quran Diturunkan)
Allah
SWT mengistimewakan Ramadhan sekaligus menyediakan sasaran terbesar, yaitu menjadikan Al-Quran sebagai pedoman hidup. Firman Allah SWT: “Bulan
Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan Al-Quran sebagai petunjuk
bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan furqan
(pembeda di antara yang hak dan yang batil). Karena itu, barangsiapa di
antara kamu hadir di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa di bulan itu,
dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka
(wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu,
pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak
menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya
dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan
kepadamu, supaya kamu bersyukur.” (QS Al-Baqarah: 185)
Ayat
di atas menjelaskan bahawa tujuan utama amalan pada bulan Ramadhan
ialah membentuk insan bertakwa yang menjadikan Kitabullah sebagai
manhajul hayat (pedoman hidup). Dapat dikatakan bahawa Ramadhan tidak dapat dipisahkan dengan Al-Quran.
Rasulullah SAW menerima wahyu pertama pada bulan Ramadhan dan di setiap
bulan Ramadhan, Malaikat Jibril AS akan datang sehingga dua kali untuk
menguji hafalan dan pemahaman Rasulullah SAW terhadap Al-Quran.
4. Syahrus Siyam
Firman Allah SWT: “Hai
orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana
diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (QS Al-Baqarah: 183). Dari
awal hingga akhir bulan Ramadhan kita menegakkan satu dari 5 rukun
(tiang) Islam yang sangat penting, yaitu shaum (puasa). Kewajiban
berpuasa adalah penting sebagaimana kewajiban solat 5 waktu. Maka
sebulan penuh seseorang Muslim menumpukan diri beribadah sebagaimana dia
mendirikan solat Subuh atau Maghrib yang memakan waktu beberapa menit
saja. Puasa Ramadhan dilakukan tiap hari dari terbit fajar sehingga
terbenam matahari (Maghrib). Siyam bermaksud menahan diri dari makan,
minum dan berjimak serta segala macam maksiat di siang hari mulai dari
terbit fajar hingga terbenamnya matahari. Jadi,
untuk mencapai kesempurnaan puasa, selain menahan diri dari makan,
minum dan jimak, kita juga perlu menahan diri dengan meninggalkan
perbuatan maksiat dan yang makruh.
5. Syahrul Qiyam
Bulan
Ramadhan menggalakkan umat Islam untuk melakukan amalan orang-orang
soleh seperti solat dan membaca Al-Quran. Di bulan Ramadhan, setiap
mukmin sangat dianjurkan melakukan solat tarawih dan witir sebagai
latihan agar mampu mengamalkan qiyamullail di luar bulan Ramadhan.
Sabda Rasulullah SAW: “Barangsiapa
mendirikan solat malam di bulan Ramadhan karena iman dan mengharap
pahala, niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR Muttafaqun 'Alaih).
6. Syahrus Sabr (Bulan Sabar)
Bulan
Ramadhan melatih jiwa Muslim untuk sentiasa sabar, tidak mengeluh dan
tahan uji di dalam keadaan lapar dan dahaga. Sabar adalah kekuatan jiwa
dari segala bentuk kelemahan mental dan spiritual. Orang yang sabar akan
bersama Allah SWT sedangkan balasan orang-orang yang sabar adalah
syurga.
Sabar
lahir bersama segala bentuk kerja besar yang berisiko seperti dalam
dakwah dan jihad fi sabilillah. Ramadhan melatih Muslim beramal islami
dalam berjamaah untuk meninggikan kalimah Allah SWT.
Sabda Rasulullah SAW: "Puasa itu setengah kesabaran. Kesabaran itu setengah dari iman." (HR Tirmidzi, Abu Na'im, dan Abu Mas'ud)
7. Syahrul Musawwah (Bulan Santunan)
Ramadhan
menjadi bulan santunan apabila orang-orang beriman sadar sepenuhnya
bahwa puasa mendidik mereka untuk memiliki rasa simpati terhadap
golongan fakir miskin kerana merasakan lapar dan dahaga sebagaimana yang
biasa dirasai oleh golongan tersebut. Karena itu kaum Muslimin
dianjurkan supaya sentiasa bermurah hati untuk membantu golongan yang
memerlukan. Sifat memberi tanpa mengharapkan balasan harus ditanam di
dalam setiap diri Muslim.
“Nabi
SAW adalah orang yang paling dermawan, dan beliau lebih dermawan pada
bulan Ramadhan, saat beliau ditemui Jibril untuk membacakan kepadanya
Al-Qur'an. Jibril menemui beliau setiap malam pada bulan Ramadhan, lalu
membacakan kepadanya Al-Qur'an. Rasulullah saw ketika ditemui Jibril
lebih dermawan dalam kebaikan daripada angin yang berhembus.” (HR Bukhari dan Muslim).
Segala
amal yang berkaitan dengan harta seperti zakat fitrah sedekah, infak,
wakaf, dan sebagainya, bahkan zakat harta pun sebaiknya dilakukan pada
bulan yang mulia ini. Memberi, meskipun kecil, bernilai besar di sisi
Allah SWT. Sesiapa yang memberi makan atau minum kepada orang yang
berpuasa walaupun hanya seteguk air, mendapat pahala puasa seperti yang
diperoleh oleh orang yang berpuasa.
8. Syahrul Yuzdaadu fiihi Rizqul Mu’min (Bulan Rezeki Untuk Orang-orang Mukmin)
Bulan
ini rezeki orang-orang beriman bertambah karena segala kemudahan dibuka
oleh Allah SWT seluas-luasnya. Para pedagang akan beruntung, orang yang
menjadi pekerja mendapat kelebihan pendapatan dan sebagainya. Namun
rezeki terbesar adalah hidayah Allah SWT kemudian hikmah dan ilmu yang
begitu mudah diperoleh di bulan yang mulia ini.
Wallahua’lam.
0 komentar:
Posting Komentar