RSS

Minggu, 15 Juni 2014

Keistimewaan Ramadhan

      
      Menjelang bulan Ramadhan, Rasulullah SAW pernah bersabda: “Telah datang kepadamu bulan Ramadhan, bulan keberkahan, AIlah mengunjungimu pada bulan ini dengan menurunkan rahmat, menghapus dosa-dosa dan mengabulkan doa. Allah melihat berlomba-lombanya kamu pada bulan ini dan membanggakanmu kepada para malaikat-Nya, maka tunjukkanlah kepada Allah hal-hal yang baik dari dirimu, karena orang yang sengsara ialah yang tidak mendapatkan rahmat Allah di bulan ini.” (HR At-Thabrani).



           Rasulullah SAW juga pernah bersabda:

 “Wahai segenap manusia, telah datang kepada kalian bulan yang agung penuh berkah bulan yang di dalamnya terdapat satu malam yang nilainya lebih baik dari seribu bulan. Allah menjadikan puasa di siang harinya sebagai kewajiban, dan qiyam di malam harinya sebagai sunnah. Barangsiapa menunaikan ibadah yang difardhukan, maka pekerjaan itu setara dengan orang mengerjakan 70 kewajiban. Ramadhan merupakan bulan kesabaran dan balasan kesabaran adalah syurga. Ramadhan merupakan bulan santunan, bulan yang di mana Allah melapangkan rezeki setiap hamba-Nya. Barangsiapa yang memberikan hidangan berbuka puasa bagi orang yang berpuasa, maka akan diampuni dosanya, dan dibebaskan dari belenggu neraka, serta mendapatkan pahala setimpal dengan orang yang berpuasa tanpa mengurangi pahala orang berpuasa tersebut.” (HR Khuzaimah).
 

    Sambutan Nabi Muhammad SAW ini merupakan teladan bagi umatnya dalam menghadapi datangnya bulan Ramadhan. Sambutan hangat penuh kegembiraan yang Baginda sampaikan menunjukkan perlunya tarhib Ramadhan seperti khutbah Rasulullah SAW ini diamalkan secara bersungguh-sungguh oleh kaum Muslimin. Jika ada satu ketika di mana pemimpin negara menyampaikan pidatonya, tentulah saat tersebut bukan saat biasa. Itu sebuah program terpenting dengan saat paling istimewa. Demikian pula dengan bulan Ramadhan yang penuh dengan keunggulan dan kemuliaan.


Dari hadis tersebut, Rasulullah SAW menyebutkan 8 keistimewaan bulan Ramadhan dibandingkan bulan-bulan yang lain, yaitu:

1. Syahrun Azhim (Bulan Yang Agung)


         ‘Azhim’ digunakan untuk menunjukkan kekaguman terhadap kebesaran dan kemuliaan sesuatu. Sesuatu yang diagungkan Rasulullah SAW tentulah memiliki nilai yang jauh lebih besar dan sangat mulia dengan sesuatu yang diagungkan oleh manusia biasa. Alasan mengagungkan bulan Ramadhan adalah kerana Allah SWT juga mengagungkan bulan ini. Firman Allah SWT: “Demikianlah (perintah Allah SWT). Dan barangsiapa mengagungkan syiar-syiar Allah, maka sesungguhnya itu timbul dari ketaqwaan hati.” (QS Al-Hajj: 32).


      Ramadhan diagungkan oleh Allah SWT karena pada bulan inilah Allah SWT mewajibkan puasa sebagai salah satu dari lima rukun Islam. Allah Yang Maha Pemurah Penyayang telah menetapkan dan mensucikan bulan ini dan kemudiannya memberikan segala kemurahan, kasih sayang, dan kemudahan bagi hamba-hamba yang ingin mendekatkan diri kepada-Nya.


2. Syahrul Mubarak (Bulan Keberkatan)


      Bulan ini penuh keberkatan dan manfaat. Detik demi detik di bulan Suci ini bagaikan rangkaian berlian yang sangat berharga bagi orang beriman karena semua perbuatan kita ketika berpuasa menjadi ibadah berpahala yang balasannya langsung dari Allah SWT. Amal baik sekecil mana sekalipun akan dilipatgandakan asalkan ikhlas.


     Keberkatan bulan Ramadhan secara kasar dibagikan kepada 3 bagian, yaitu 10 malam pertama yang dipenuhi rahmat Allah SWT, 10 malam berikutnya diisi dengan pengampunan (maghfirah), manakala 10 malam terakhir merupakan pembebasan manusia dari api neraka. Keberkatan yang Allah SWT berikan ini akan dicapai sekiranya kita menggunakan waktu dengan baik untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT sebagaimana saran Rasulullah SAW.


     Sabda Rasulullah SAW: “Setiap amal yang dilakukan anak Adam adalah untuknya, dan satu kebaikan dibalas sepuluh kali lipatnya bahkan sampai tujuh ratus kali lipat. Allah Ta'ala berfirman: “Kecuali puasa, itu untuk-Ku dan Aku yang langsung membalasnya. la telah meninggalkan syahwat, makan dan minumnya karena-Ku.” Orang yang berpuasa mendapatkan dua kesenangan, yaitu kesenangan ketika berbuka puasa dan kesenangan ketika berjumpa dengan Tuhannya. Sungguh, bau mulut orang berpuasa lebih harum daripada aroma kasturi.” (HR Bukhari dan Muslim).


3. Syahru Nuzulil Qur’an (Bulan Quran Diturunkan)


         Allah SWT mengistimewakan Ramadhan sekaligus menyediakan sasaran terbesar, yaitu menjadikan Al-Quran sebagai pedoman hidup. Firman Allah SWT: “Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan Al-Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan furqan (pembeda di antara yang hak dan yang batil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa di bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.” (QS Al-Baqarah: 185)


         Ayat di atas menjelaskan bahawa tujuan utama amalan pada bulan Ramadhan ialah membentuk insan bertakwa yang menjadikan Kitabullah sebagai manhajul hayat (pedoman hidup). Dapat dikatakan bahawa Ramadhan tidak dapat dipisahkan dengan Al-Quran. Rasulullah SAW menerima wahyu pertama pada bulan Ramadhan dan di setiap bulan Ramadhan, Malaikat Jibril AS akan datang sehingga dua kali untuk menguji hafalan dan pemahaman Rasulullah SAW terhadap Al-Quran.


4. Syahrus Siyam


         Firman Allah SWT: Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa. (QS Al-Baqarah: 183). Dari awal hingga akhir bulan Ramadhan kita menegakkan satu dari 5 rukun (tiang) Islam yang sangat penting, yaitu shaum (puasa). Kewajiban berpuasa adalah penting sebagaimana kewajiban solat 5 waktu. Maka sebulan penuh seseorang Muslim menumpukan diri beribadah sebagaimana dia mendirikan solat Subuh atau Maghrib yang memakan waktu beberapa menit saja. Puasa Ramadhan dilakukan tiap hari dari terbit fajar sehingga terbenam matahari (Maghrib). Siyam bermaksud menahan diri dari makan, minum dan berjimak serta segala macam maksiat di siang hari mulai dari terbit fajar hingga terbenamnya matahari. Jadi, untuk mencapai kesempurnaan puasa, selain menahan diri dari makan, minum dan jimak, kita juga perlu menahan diri dengan meninggalkan perbuatan maksiat dan yang makruh.
 

5. Syahrul Qiyam


         Bulan Ramadhan menggalakkan umat Islam untuk melakukan amalan orang-orang soleh seperti solat dan membaca Al-Quran. Di bulan Ramadhan, setiap mukmin sangat dianjurkan melakukan solat tarawih dan witir sebagai latihan agar mampu mengamalkan qiyamullail di luar bulan Ramadhan.

Sabda Rasulullah SAW: “Barangsiapa mendirikan solat malam di bulan Ramadhan karena iman dan mengharap pahala, niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR Muttafaqun 'Alaih).


6. Syahrus Sabr (Bulan Sabar)


         Bulan Ramadhan melatih jiwa Muslim untuk sentiasa sabar, tidak mengeluh dan tahan uji di dalam keadaan lapar dan dahaga. Sabar adalah kekuatan jiwa dari segala bentuk kelemahan mental dan spiritual. Orang yang sabar akan bersama Allah SWT sedangkan balasan orang-orang yang sabar adalah syurga.


        Sabar lahir bersama segala bentuk kerja besar yang berisiko seperti dalam dakwah dan jihad fi sabilillah. Ramadhan melatih Muslim beramal islami dalam berjamaah untuk meninggikan kalimah Allah SWT.

Sabda Rasulullah SAW: "Puasa itu setengah kesabaran. Kesabaran itu setengah dari iman." (HR Tirmidzi, Abu Na'im, dan Abu Mas'ud)


7. Syahrul Musawwah (Bulan Santunan)
  
         Ramadhan menjadi bulan santunan apabila orang-orang beriman sadar sepenuhnya bahwa puasa mendidik mereka untuk memiliki rasa simpati terhadap golongan fakir miskin kerana merasakan lapar dan dahaga sebagaimana yang biasa dirasai oleh golongan tersebut. Karena itu kaum Muslimin dianjurkan supaya sentiasa bermurah hati untuk membantu golongan yang memerlukan. Sifat memberi tanpa mengharapkan balasan harus ditanam di dalam setiap diri Muslim.

        “Nabi SAW adalah orang yang paling dermawan, dan beliau lebih dermawan pada bulan Ramadhan, saat beliau ditemui Jibril untuk membacakan kepadanya Al-Qur'an. Jibril menemui beliau setiap malam pada bulan Ramadhan, lalu membacakan kepadanya Al-Qur'an. Rasulullah saw ketika ditemui Jibril lebih dermawan dalam kebaikan daripada angin yang berhembus. (HR Bukhari dan Muslim).


         Segala amal yang berkaitan dengan harta seperti zakat fitrah sedekah, infak, wakaf, dan sebagainya, bahkan zakat harta pun sebaiknya dilakukan pada bulan yang mulia ini. Memberi, meskipun kecil, bernilai besar di sisi Allah SWT. Sesiapa yang memberi makan atau minum kepada orang yang berpuasa walaupun hanya seteguk air, mendapat pahala puasa seperti yang diperoleh oleh orang yang berpuasa.


8. Syahrul Yuzdaadu fiihi Rizqul Mu’min (Bulan Rezeki Untuk Orang-orang Mukmin)


        Bulan ini rezeki orang-orang beriman bertambah karena segala kemudahan dibuka oleh Allah SWT seluas-luasnya. Para pedagang akan beruntung, orang yang menjadi pekerja mendapat kelebihan pendapatan dan sebagainya. Namun rezeki terbesar adalah hidayah Allah SWT kemudian hikmah dan ilmu yang begitu mudah diperoleh di bulan yang mulia ini.


Wallahua’lam.

0 komentar:

Posting Komentar